Tuesday, January 17, 2012

It’s all about Him


Masih teringat jelas di telinga saya pengajaran dari Pdt. Graham Roberts di ruang kelas STT Cipanas tentang Marriage and Family pada tahun 2004 yl, bahwa pernikahan adalah ide Allah, bukan ide manusia. Satu pernyataan beliau yang kemudian saya ingat jelas bahwa, ” pernikahan adalah sebuah proses perjalanan seumur hidup berdua menuju pertumbuhan karakter di dalam Kristus.” Artinya menikah itu juga membutuhkan iman, sebuah keberanian untuk melangkah sekalipun harus dimulai dari nol.

Tidak terasa kuliah tentang pernikahan dan keluarga itu sudah berlalu dan saya tidak lagi sedang belajar tentang pernikahan dan keluarga, karena pada tanggal 2 Juni 2007 yl, saya Andi Oktavian Santoso (Andios), oleh anugerahNya boleh dipersatukan Allah bersama kekasih saya Chialis dan diteguhkan oleh Pdt. Hadi Sugianto Lie, M.Div. di GKT Hosana Bumi Permai Surabaya. Puji Tuhan, melalui sebuah keberanian untuk melangkah dengan iman, saya melihat betapa Tuhan menyatakan anugerahNya secara ajaib. Kebaktian Pemberkatan Pernikahan saya pada akhirnya boleh terlaksana dengan baik.

Tema Pemberkatan Pernikahan kami adalah ”It’s all about Him.” Atau semua adalah tentang Dia, yaitu Kristus, yang adalah Kepala Gereja, Sang Mempelai Pria yang akan menjemput gerejaNya sebagai Sang Mempelai Perempuan. Jika kembali kepada pemahaman ini, maka saya teringat sekali lagi bahwa pernikahan adalah ide Allah, yang merancang bersatunya laki-laki dan perempuan di dalam ikatan kudusNya (Kejadian 2:23), menyelaraskan dua pribadi menjadi satu, memproses dua insan berbeda menjadi satu.

Pernikahan adalah sesuatu yang sangat serius bagi Allah sehingga rasul Paulus di dalam Efesus 5:31-32, menggambarkan bersatunya laki-laki dan perempuan untuk menjelaskan keintiman sejati antara Kristus dan jemaatNya (gerejaNya). Pernikahan adalah puncak keintiman antara laki-laki dan perempuan. Pernikahan adalah lambang bersatunya Kristus dan jemaatNya di dalam keintiman yang kekal. Tetapi lebih jauh, pernikahan antara laki-laki dan perempuan di bumi, adalah suatu ”foretaste” atau rasa awal tentang keintiman sejati kita dengan Allah di dalam kekekalan.

Jadi pernikahan adalah ide Allah, bukan ide orang tua, bukan ide Wedding Organizer, pernikahan adalah ide Sang Pencipta laki-laki dan perempuan untuk mempersiapkan kita menuju kekekalan bersamaNya. Rick Warren dalam artikelnya berjudul Purpose Driven Marriage mengatakan bahwa, melalui pernikahan, Allah telah menciptakan suatu kesempatan untuk mengembangkan sebuah keintiman yang sejati dan sebuah kesejatian hidup antara laki-laki dan perempuan. Lebih jauh beliau mengatakan bahwa pernikahan adalah laboratorium untuk mengajarkan kasih Allah kepada kita manusia.

Gary Thomas dalam bukunya Sacred Marriage juga mengatakan, bahwa pernikahan bukan dimaksudkan untuk membuat kita bahagia tetapi diciptakan untuk menjadikan kita kudus. Dari beberapa pendapat ini, sekali lagi saya diyakinkan bahwa pernikahan adalah tentang Dia, oleh Dia dan bagi Dia. Pernikahan bukan ide kita, pernikahan adalah tentang Dia, bagi kemuliaanNya.

Ketika saya memasuki pernikahan dengan pemahaman bahwa semuanya adalah tentang Dia, maka saya disadarkan bahwa hanya Dia yang akan mampu memulai dan mengakhiri pernikahan saya, dan tidak ada hal lain yang mampu memisahkan apa yang telah dipersatukan oleh Allah. Karena pernikahan adalah tentang Dia, maka saya belajar bahwa hanya Dia yang layak membentuk saya dan isteri saya sesuai kehendakNya, untuk menjadikan kami serupa dengan pribadiNya Sang Mempelai Pria Sejati, dan GerejaNya sebagai Sang Mempelai Wanita.

Saya bersyukur bahwa untuk mempersiakan keintiman sejati saya dengan Allah, maka Allah telah mengaruniakan pernikahan sebagai sarana saya boleh belajar tentang kasih, penerimaan, pengampunan dan pengorbanan serta kekudusan. Oleh sebab itu melalui forum kesaksian ini, saya secara pribadi ingin menyaksikan kebaikanNya atas kehidupan kami berdua. Saya juga berdoa kiranya, sidang pembaca sekalian khususnya anak-anak muda yang sedang bergumul untuk memasuki pernikahan, kiranya kekudusan Allah akan memimpin kita untuk memasuki sebuah perjalanan iman menuju kekekalan dan keintiman sejati bersama Allah.

Karena pernikahan adalah tentang Dia, bagi kemuliaanNya. Semoga kesaksian ini juga boleh menjadi penyegar ingatan bagi pasangan suami-isteri yang telah menjalani kehidupan pernikahan, untuk tetap menantikan kedatangan Sang Mempelai Pria untuk membawa kita kepada keintiman yang sejati di dalam kekekalan dengan menjaga kekudusan hidup pernikahan kita sampai akhir, sampai Kristus menjemput kita.

A journey of an everlasting marriage begins with a step of faith
(Andios & Chialis)



Dear Chialis, bagiku Pernikahan adalah …

Anugerah yang ajaib
Bahtera rumah tangga Ilahi
Cinta yang tak berkondisi
Dua menjadi satu
Empati
Firman Tuhan sebagai fondasi
Gairah yang murni
Hidup untuk dibagi
Intim di dalam kelemahlembutan
Jujur di dalam segala perkara
Komitmen seumur hidup untuk bersatu
Limpahan berkat yang tiada terkira
Melayani Tuhan dan sesama
Nilai-nilai Ilahi sebagai pedoman
Obsesi untuk saling melengkapi
Percaya dan dapat dipercaya
Qualitas mengasihi dan dikasihi
Rela berkorban
Sinergi
Tulus dan saling mengampuni
Untaian kebersamaan dalam perbedaan
Valentine untuk selamanya
Warna-warni kehidupan yang terlukis oleh waktu
X’presi dari hati ke hati
Ya di atas ya dan tidak di atas tidak
Ziarah seumur hidup berdua, disertai Allah

Maukah engkau berjalan bersamaku, kini dan selamanya?
Dari Andios, kekasihmu

(Surabaya, 2 Juni 2007)

No comments: